Aku suka menikmati senja, hangatnya,sinarnya,sepoi angin
dikala senja menyejukkan hatiku.
Namun kali ini aku tak bisa menikmati senja yang sehari-hari
aku nikmati dengan rasa bersyukur.
Biasanya setiap sore aku menikmati senja bersama lelaki
gagah,bermata sipit,berambut hitam,bebadan tegap,dengan suara yang khas dan
beraksen nada kalimantan-surabaya.
Aku merajut tali kasih bersamanya lebih dari satu tahun. Tapi sayangnya tali
kasih itu putus 3 bulan yang lalu tepat pada bulan mei. Hatiku serasa diterpa
kepingan-kepingan beling yang datang menyerbu lalu menyayat hingga
berdarah-darah. Aku ingat pertama kali ia meminta ku untuk menjadi
wanitanya,kata yang manis dimana aku yakin setiap wanita ketika mendengar kata
itu kaum hawa langsung luluh. Ia meminta ku untuk menjadi pendamping hidupnya
tak hanya untuk saat ini tapi untuk selamanya. Aku ingat disaat itu ia
memintaku mejadi pendampingnya ketika esok dia harus bertanding ke filipina
untuk menharumkan negriku tercinta. Aku bangga dengannya.
Aku menerima cintanya , sudah banyak hal yang ku
pertimbangkan mengapa aku mau menjadi wanitanya. Terlebih karena kami memuji
satu Tuhan yang sama,ia memiliki iman yang kuat,ia menyayangi sesosok perempuan
tua yaitu wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini. Iya,itu Ibu nya. Wanita
yang kuketahui sangat ramah,halus dan baik sekali padaku. Ia mendukung
hubunganku dengan anak lelakinya itu. Setelah 8 bulan perjalanan cinta ku dengannya
seketika sikapnya berubah,entah mengapa dia sangat dingin. Aku seperti asing
jika berada didekatnya,aku seperti dipaksa aku harus menjadi orang lain. Tapi sikap
dinginnya hanya nampak sebulan,aku berpikir mungkin karena kita jarang bertemu
dan berkomunikasi yang intens jadi ketika bertemu kami jadi merasa asing. Ya memang
untuk berkomunikasi dengannya sangat sulit, alat komunikasinya hanya diberikan
padanya hanyalah 1 minggu sekali,karena memang peraturan di mess yang bersarang
atlit tepok bulu begitu. Dan untuk bertemu ya memang hanya weekend saja kami
dapat bertemu. Itupun hanya bisa pada sore hari,maka dari itu kami hanya bisa
menikmati senja saja kalaupun sempat. Setiap senja yang kulewati selalu bahagia
dengannya,selalu menyenangkan selalu menghangatkan. Sampai pada akhirnya kami
bertahan 14 bulan atas hubungan ini.
Tiba di bulan mei dimana ini bulan terburukku,dimana di
bulan ini kepalaku selalu terasa sakit,kantung mataku makin menghitam
dikarenakan aku mengetahui ia telah membohongiku. Aku menjauh aku tak mau
mencoba mencari tau tentangnya , sesekali ia menghubungi ku menanyakan kabarku
, ibunya pun begitu. Ibunya sangat perhatian padaku. Aku semakin merasa
tertekan,aku tak mau kembali padanya dikarenakan trauma atas kebohongannya yang
ia telah lakukan padakau , tapi disatu sisi aku juga mau kembali padanya,satu
tahun bagiku mengabiskan waktu untuk bertukar pikiran dan mengenalnya lebih
jauh sangatlah cukup lama. Yang kubenci ialah setiap menanyakan kabarku ia
selalu menggalkan kata rindu,aku tak mungkin membalasnya dengan kata rindu
juga,aku takut. Ini seperti mimpi buruk. Ia meninggalkan kata pesan dikala
hubungan kami sudah tak seerat dan sedekat dulu. Ingin memang kukatakan aku
rindu padanya...
Aku rindu dikala ia orang satu-satunya yang bisa menenangkan
emosiku
Aku rindu disaat-saat aku lupa akan Tuhan dia mengingatkanku
Aku rindu setiap sentuhan tangannya ditanganku
Aku rindu setiap kecupan yang ia landasakan di keningku
Dan yang terakhir aku rindu menikmati senja ku dengannya.
Hari ini cuaca mendung dan sangat tak mendukung untukku menikmati senja. Dan tiba-tiba ia juga membuat senjaku menjadi suram karena
kata rindu yang ia tinggalkan.
Ku pikir hanya cuaca saja yang mempermainkanku ketika nanti
senjaku datang. Tapi ternyata ia berlaku seperti cuaca juga. Senjaku kali ini
pahit.